OSO Securities: Indeks Cenderung Flat

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin mengalami pelemahan cukup dalam. IHSG melemah 2,49% pada level 4,568.65 atau turun 116,48 poin sejalan dengan pelemahan bursa Global maupun Regional. Selain itu, IHSG tertekan dengan pelemahan rupiah terhadap semua mata uang utama. Pelemahan rupiah terhadap dollar AS sebesar 0,20% dan ditutup pada level Rp 10,430/USD. Investor Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 891 miliar. Hampir semua sektor mengalami pelemahan. Pelemahan terdalam pada sektor keuangan yang turun signifikan 3,81%. Hanya sektor pertambangan yang menguat 0,03%.

Akhir pekan bursa AS kembali melanjutkan pelemahannya. Indeks Dow Jones turun 0,20% ke 15.081,47, Indeks S&P turun 0,33% menjadi 1.655,83 dan indeks Nasdaq juga ikut mengalami pelemahan sebesar 0,09% ke 3.602,78. Rilisnya beberapa data-data ekonomi seperti: Building Permits pada bulan Juli yang naik menjadi 943 ribu, Housing Starts pada bulan Juli yang naik menjadi 896 ribu walaupun indeks sentimen konsumen AS turun pada bulan Agustus menjadi 80 dari 85.1. Positifnya beberapa data ekonomi yang rilis menimbulkan spekulasi pengurangan program stimulus oleh The Fed sehingga membuat investor untuk melakukan aksi jual serta kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir di respon negatif oleh investor.


Hari ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan flat. Pasar masih kuatir akan pengurangan stimulus oleh bank sentral AS serta ekonomi Indonesia yang melambat. Secara teknikal, IHSG membentuk black marubozu dan mendekati lower bolingger bands. Indikator MACD bergerak mennurun dengan histogram negatif, indikator stochastic mendekait area oversold. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4529-4686 resistance.


(ang/ang)