Bos Pertamina Bantah BBM Subsidi Jebol Karena Telat Pasang Alat Pengendali

Jakarta - Para petinggi PT Pertamina (Persero) membantah jatah atau kuota BBM subsidi yang dialokasikan 47 juta kiloliter bakal jebol 500 ribu barel karena rencana pemasangan alat pengendali konsumsi BBM subsidi, yaitu Radio Frequency Identification (RFID) yang mundur dari jadwal semula di Juli 2013.

"Kok bisa? Saya nggak tahu ada pernyataan itu, itu bukan dari saya pernyataannya, nanti tanya sama BPH Migas saja, Pak Hanung nih, katanya kuotanya lebih 500.000 barel gara-gara telat pasang RFID," ucap Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (13/8/2013).


Sementara Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya juga membantah, kuota BBM subsidi yang diberikan ke Pertamina bakal jebol 500.000 barel akibat telat pasang RFID.


"Nggak-Nggak, orang belum kejadian kok bisa dihitung, kemarin konsumsinya malah turun. Lebaran ini premium di bawah perkiraan kita," tandas Hanung.


Sebelumnya, Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Djoko Siswonto mengatakan, jumlah kuota yang harus ditambah karena rencana yang terlambat ini, mencapai 500 ribu barel.


Jebolnya kuota BBM subsidi, kata Djoko, diprediksi sendiri oleh Pertamina. Salah satu penyebabnya adalah karena terlambatnya memasang alat RFID. "Jebolnya ini menurut saya karena Pertamina telat pasang alat RFID dikendaraan," ucapnya.


Rencana pemasangan alat pengendali BBM subsidi ini awalnya direncanakan mulai dilakukan secara massal pada Juli 2013, kemudian mundur dengan berbagai alasan, mulai dari masih dilakukan persiapan alat RFID-nya, karena sedang sibuk bahas kenaikan harga BBM, tertunda lagi karena baru saja naikkan harga BBM subsidi, tertunda lagi karena puasa, terakhir Pertamina menunda setelah lebaran.


Padahal dengan adanya pemasangnan RFID ini di kendaraan diyakini akan menghidarkan dari pencurian, penyalahgunaan dan penyelundupan BBM subsidi.


(rrd/dnl)