"Pasti ada pressure (tekanan) kalau rupiah melemah di subsidi BBM dan pembayaran utang. Tapi signifikan biasanya subsidi BBM. Tapi seberapa besar saya harus lihat," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Di tahun ini, anggaran subsisi BBM mencapai Rp 200 triliun. Chatib menuturkan, selain nilai tukar rupiah, anggaran subsidi BBM juga dipengaruhi oleh harga minyak internasional dan produksi minyak nasional.
"Karena yang pengaruh selain kurs adalah harga minyak, kemudian produksi. Harga minyak kan mengalami penurunan. Nah ini penurunan harga minyak dibanding kenaikan kurs itu harus kita hitung dan itu dihitung dengan produksi," paparnya.
Chatib mengatakan, tekanan pada rupiah terjadi karena pelaku pasar keuangan memperkirakan adanya pengurangan stimulus oleh Bank Sentral AS, yaitu Federal Reserve (The Fed) pada Desember 2013. Ini membuat dana di negara berkembang ditarik dan kembali ke AS yang ekonominya sudah membaik.
"Pelaku pasar itu agak nervous karena di minutes of meeting FOMC (rapat dewan gubernur The Fed) yang kemarin itu disebutnya tapering off (pengurangan stimulus) akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Ini kan bisa Desember, Januari. Ini yang kemudian dikhawatirkan," ujar Chatib.
Ia melihat ada keuntungan yang didapat dari kejadian ini. Karena penyesuaian sudah terjadi sebelum stimulus dikurangi. Sehingga saat stimulus benar-benar dikurangi, tekanan kepada pasar keuangan Indonesia tidak besar, karena antisipasi yang sudah dilakukan pelaku pasar.
Menurut Chatib, tekanan terhadap rupiah masih akan terus berlanjut sampai pengurangan stimulus The Fed benar-benar terjadi. Karena itu, tidak bisa diprediksi sampai kapan tekanan rupiah berlangsung.
Sebelumnya, pihak Kemenkeu pernah menyatakan, tahun ini anggaran subsidi BBM diperkirakan bakal meningkat 12% atau Rp 24 triliun menjadi Rp 224 triliun. Padahal anggaran di APBN-P 2013, anggaran subsidi BBM sudah dialokasikan Rp 200 triliun.
Bengkaknya subsidi BBM disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP). Seperti diketahui, mayoritas BBM diimpor, sehingga pelemahan rupiah dan harga minyak internasional sangat berdampak pada subsidi BBM.
(mkl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!