Mundur dari Dirut Garuda, Emirsyah Satar Ngaku Tidak Ada Tekanan

Jakarta -Emirsyah Satar telah mengajukan pengunduran diri sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Langkah ini lebih cepat dari yang seharusnya, karena jabatan Emirsyah baru berakhir pada 22 Maret 2015.

Ditemui di kantor Kementerian BUMN, Emirsyah menyatakan bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno sudah merestui keputusannya. Emirsyah sendiri telah menyampaikan surat pengunduran diri pada 8 Desember 2014.


"Sudah, beliau setuju. Sebelumnya saya sudah konsultasikan dulu dengan Bu Menteri dan beliau setuju," kata Emirsyah, Kamis (11/12/2014).


Emirsyah menyatakan dirinya tidak akan buru-buru memutuskan akan berkarir di mana setelah melepas posisi di Garuda Indonesia. "Saya mau tarik nafas dulu," ujarnya.


Kemudian, Emirsyah juga menegaskan bahwa keputusannya mundur bukan karena tekanan. "Nggak ada. Ingat nggak sejak zaman Pak Dahlan (Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN) dulu saya sudah katakan juga," tegasnya.


Emirsyah juga enggan berkomentar mengenai siapa yang cocok untuk menggantikan dirinya. "Itu hak prerogatif pemegang saham," ucapnya.


Garuda Indonesia akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Jumat 12 Desember 2014, besok. Agenda dalam RUPSLB tersebut adalah perombakan direksi.


Nama pengganti Emirsyah akan dibahas dalam RUPSLB untuk dimintai restu jadi bos baru Garuda. Menurut kabar yang beredar, saat ini sudah ada 2 nama beredar calon pengganti Emirsyah, satu dari internal dan satu lagi dari luar perusahaan.


(hds/hds)