Begini Dampak Kebijakan Menteri Susi Di Sektor Tuna

Jakarta -Sejak awal menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti telah banyak mengeluarkan kebijakan. Dua kebijakan awal yang dibuatnya yaitu moratorium dan pelarangan transhipment atau bongkar muat ikan di tengah laut terbukti membuat negara-negara konsumen ikan khususnya tuna kekurangan pasokan.

Contohnya saja salah satu kota di Filipina General Santos. Siapa sangka kota General Santos merupakan salah satu eksportir tuna fresh terbesar di dunia. Padahal menurut Susi tuna fresh di dapat dari Perairan Bitung, Sulawesi Utara.


"99,9999% tunanya dari kita karena laut Filipina kosong," kata Susi saat ditemui di Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Minggu lalu, Kamis (12/02/2015).


Susi juga mengungkapkan modus Filipina bisa mendapatkan ikan tuna fresh dari Bitung Sulawesi Utara. Ikan-ikan tuna itu diangkut oleh nelayan Bitung dan dikirim ke kapal pengangkut atau tramper Filipina yang sudah menunggu di garis perbatasan.


"General Santos (Filipina) kan close (stok habis)," imbuhnya.


Dari kegiatan itu setidaknya General Santos mampu mengekspor tuna segar cukup besar setiap tahunnya yaitu hingga US$ 2 miliar. Sementara sang pemasok yaitu Bitung hanya mampu mengekspor produk tuna kaleng per tahun sebesar Rp 16 miliar.


Geram dengan kebijakan Susi, pelaku usaha melakukan segala macam cara guna mampu menyelundupkan ikan tuna fresh melalui transhipment ke General Santos Filipina. Baru-baru ini Susi menemukan modus barunya.Next


(wij/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com