Pedagang Beras Kritik Cara Bulog Operasi Pasar yang Libatkan Tentara

Jakarta -Harga semua jenis beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur mengalami kenaikan 30%. Kenaikan harga sudah terjadi sejak tanggal 9 Februari 2015 lalu secara bertahap. Padahal Perum Bulog sudah melakukan operasi pasar (OP).

OP yang dilakukan Bulog mulai 16 Februari 2015. Bahkan dalam mendistribusikan beras, Bulog merangkul Kodam Jaya. Cara ini yang dikritik para pedagang beras.


"Saat OP dilakukan dan melibatkan tentara justru harga beras tambah naik," kata Billy Haryanto salah seorang pedagang beras Pasar Induk Cipinang kepada detikFinance, Kamis (19/02/2015).


Menurut Billy, seharusnya Bulog melibatkan pedagang beras bukan tentara. Cara itu dilakukan karena pedagang beras mempunyai jaringan sehingga OP bisa dilakukan secara efektif.


"Karena Bulog nggak punya jaringan, pedagang yang punya jaringan," imbuhnya.


Ia juga meminta Kepala Bulog untuk turun langsung ke lapangan, melihat pasokan beras yang turun drastis di Pasar Induk Cipinang. Sehingga bisa menghitung berapa banyak beras yang harus dikeluarkan Bulog untuk OP beras murah.


"Kepala Bulog Bulog seharusnya merangkul pedagang saya yakin kejadiannya tidak jadi seperti ini (harga beras naik). Kalau seperti ini jadi fight sama pedagang," jelasnya.


Billy menjelaskan, OP beras murah oleh Bulog mulai dilakukan sejak tanggal 16 Februari 2015 lalu. Bulog merangkul Kodam Jaya dan menyelenggarakan OP beras murah di 62 titik yang terdiri dari 50 titik pemukiman dan 12 pasar strategis di Jabodetabek.


Beras yang dijual Bulog sudah dikemas 5 kg/pack dengan harga Rp 7.400/kg untuk medium dan Rp 9.000/kg untuk beras premium.


"Buktinya sejak Senin kemarin sampai sekarang OP dilakukan malah harga beras naik terus," sindirnya.


(wij/rrd)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com