Alasan Mendag Gobel Tak Mau Beras Operasi Pasar Dibeli Pedagang: Ada Mafia!

Jakarta -Operasi pasar untuk komoditas beras sebenarnya sudah dilakukan sejak awal Januari 2015 lalu. Mengingat kenaikan harga beras sudah terjadi dan pemerintah inginkan ada antisipasi lebih cepat.

Sistem operasi dilakukan seperti biasa. Dengan menyalurkan stok beras dengan harga murah sebanyak 80% ke pedagang. Sisanya ke masyarakat langsung.


"Kira-kira 75.000 ton sudah dikeluarkan selama 2 bulan. Tapi kok harga nggak bisa turun juga? Masak naik terus," tegas Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di rumah susun Penjaringan, Jakarta, Minggu (22/2/2015).


Gobel pun menemukan di beberapa pasar induk ada pengoplosan beras operasi pasar dengan beras lainnya. Sehingga secara otomatis tidak ada penurunan harga seperti yang diharapkan pemerintah.


Kesimpulannya, Gobel menilai praktik tersebut dilakoni oleh para mafia beras. Praktik mafia tumbuh subur karena diciptakan oleh sistem.


"Karena sistemnya yang menciptakan ini. Kenapa barang itu selalu lebih mahal, waktu sidak di Cakung beras dioplos dengan merek dagang lain dan dijual ke daerah lain. Jadi ada mafia beras," jelas Gobel.


Sekarang, operasi pasar tahap kedua dimulai. Tak mau lagi tertipu, pemerintah salurkan beras langsung ke konsumen. Tepat di area padat penduduk yang membutuhkan beras dengan harga murah.


Untuk para mafia, Gobel menyebutkan bisa saja pemerintah menempuh jalur hukum. "Kita ‎sudah kasih sinyal, tapi nggak ditanggapi. Sekarang makanya nggak main-main, kalau didapati akan dipidanakan," tukasnya.


(mkl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com