Selain Masalah Produksi, Ini Penyebab Harga Beras di Jakarta Melonjak

Jakarta -Melonjaknya harga beras di Jakarta selama sepekan terakhir dipicu oleh masalah produksi di sentra-sentra padi. Selain itu, ada faktor suplai dari sistem operasi pasar yang dilakukan Perum Bulog.

"Biasanya beras Bulog turun langsung dan Bulog melakukan peninjauan," kata Hilyas seorang pedagang kepada detikFinance di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (20/02/2015).


Hilyas menjelaskan Bulog selalu rutin mengucurkan beras operasi pasar setiap 2 hari kepada pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, bila ada gangguan pasokan. Tujuannya untuk mengintervensi harga beras di tingkat pedagang khususnya di Cipinang.


"Kalau dulu 2 hari sekali kami diberikan jatah 5 ton per pedagang dengan harga tebus Rp 7.100/kg. Kalau sekarang kami hitung 5 ton per pedagang per bulan," imbuhnya.


Ia mengatakan hal ini menjadi salah satu faktor harga beras di Pasar Cipinang bergerak liar hingga mencapai 26%-30%. Ia meminta Bulog segera mengintervensi harga beras di Pasar Cipinang.


"Sekarang sekali sebulan dan setop lagi. Otomatis harga naik. Seharusnya beras Bulog segera kucurkan. Tinjaulah kemari dan lihat suasana," jelasnya.


Harga seluruh jenis beras di DKI Jakarta khususnya di Pasar Induk Cipinang, untuk beras jenis IR 4 yang paling murah dijual Rp 10.000/kg, padahal normalnya Rp 8.500/kg. Kemudian disusul IR 3 dengan kualitas medium dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 10.600/kg.


Selain itu beras jenis IR 2 juga naik dari Rp 9.500/kg menjadi Rp 11.000/kg, dan beras jenis IR I naik dari Rp 10.000/kg menjadi Rp 12.000/kg.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com