Salah satunya seperti yang dituturkan Siti, seorang ibu rumah tangga yang dijumpai detikFinance ketika tengah berbelanja di Pasar Kebayoran, Jakarta Selatan. Menurutnya, kenaikan harga beras kali ini adalah bukti bahwa harga sembako di tanah air bisa dikatakan aneh.
"Bener aneh. Naiknya itu kadang suka-suka aja gitu. Naiknya juga cepet lagi. Tapi turunnya nggak ketauan kapan," kata Siti, Sabtu (21/2/2015).
Pendapat tersebut ditimpali oleh ibu rumah tangga lainnya bernama Tiwi yang kebetulan tengah berbelanja di tengah lapak dagang yang sama.
"Bener tuh. Kemarin katanya BBM naik bikin harga sembako naik. Sekarang harga BBM turun, harga sembako tetep naik. Malah ini sudah naik lagi harga sembakonya," ujar nya. Harga bensin premium 1 Januari 2015 Rp 7.600/liter, tapi 1 Februari harganya ditetapkan Rp 6.600/liter.
Keduanya pun setuju bahwa perlu ada ketegasan dari pemerintah untuk mengatur harga agar tetap terjangkau di masyarakat. "Naik setahun sekali wajar lah. Tapi jangan nggak menentu begini. Pemerintah harus kontrol dong," pungkas Tiwi.
Pemerintah sendiri mengklaim, stok beras di dalam negeri cukup dan masyarakat tak perlu khawatir.
(dna/rrd)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
