Orang Indonesia Gemar Belanja Pakaian Bermerek, Terutama Barang Impor

Jakarta -Salah satu survei Credit Suisse Research Institute yang menjadi fokus utama adalah persaingan antara merek domestik dan global yang menggarisbawahi produk dan preferensi yang condong terhadap pasar domestik.

Director Equity Research PT Credit Suisse Securities Indonesia Ella Nusantoro mengatakan, terlepas dari teknologi, temuan utama survei ini adalah meningkatnya penetrasi merek ritel, seperti H&M dan Zara, di saat merek mewah telah kehilangan sebagian daya tariknya.


Namun begitu, dia menjelaskan, mengenai isu turunnya kepercayaan pada merek lokal dan kekhawatiran terkait isu keamanan, survei menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap merek lokal masih tinggi di level 57-59% secara keseluruhan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.


"Misalnya di India dan Tiongkok. Kaitan antara kurangnya kepercayaan pada merek lokal dan kemauan untuk membayar merek internasional tetap menjadi isu utama," kata dia di acara ‘Emerging Market Survey 2015’ yang berfokus pada sentimen konsumen di Indonesia, di Credit Suisse Indonesia Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Jumat (20/2/2015).


Di sisi lain, Ella menyebutkan, survei tahun ini mendukung harapan positif pertumbuhan e-commerce di negara-negara yang disurvei dengan indikasi bahwa persentase e-commerce terhadap total perdagangan ritel di negara-negara berkembang termasuk Indonesia tumbuh lebih besar daripada di negara-negara maju.


Ada beberapa faktor yang mendukung hal tersebut di antaranya kurang berkembangnya sektor ritel di dunia nyata khususnya di daerah pedesaan, pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah konsumen yang mengakses internet melalui smartphone telah mendorong peningkatan pengeluaran serta faktor mendasar yang memicu perluasan pendapatan yang siap dibelanjakan.


Survei ini memperkirakan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan total perdagangan ritel online tahunan di seluruh negara yang disurvei hingga mencapai US$ 3 triliun.


"Peningkatan ini dapat berpengaruh pada perusahaan-perusahan di berbagai sektor, termasuk ritel, keuangan, keamanan, dan teknologi," kata dia.


Survei Credit Suisse Research Institute hari ini menerbitkan hasil survei tahunan ke-lima tentang konsumen di negara-negara berkembang.


Dalam survei kali ini, Credit Suisse kembali bekerjasama dengan perusahaan riset pasar global Nielsen untuk melakukan wawancara tatap muka terhadap hampir 16.000 konsumen di sembilan negara, yaitu Brazil, Tiongkok, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki.


(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com