Cerita Tekad Jokowi-JK Bangun Pembangkit Listrik 35.000 MW

Jakarta -Sejak zaman penjajahan Hindia Belanda sampai saat ini, Indonesia hanya memiliki kapasitas pembangkit listrik sekitar 45.000 megawatt (MW). Banyak daerah yang kekurangan listrik. Kondisi ini membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggenjot pembangunan pembangkit listrik dua kali lipat.

"Selama satu abad, pemerintah dan PLN hanya mampu bangun 45.000 MW. Sekarang ini, kita dalam 10 tahun ke depan harus bangun paling tidak 200% dari itu," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya pada Pembukaan Munas Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), di Kantor Pusat PLN, Kamis (12/3/2015).


Pemerintah, kata JK, memiliki program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dalam lima tahun ke depan. Sebagian besar, pembangkit listrik diharapkan dibangun oleh pihak swasta.


"Jadi 35.000 MW ini mendesak, harus kita dorong benar-benar. Karena dua program 10.000 MW tidak didorong, sehingga kita kekurangan listrik," ucapnya.


Sebanyak 25.000 MW dari program pembangkit listrik 35.000 MW akan ditawarkan ke pihak swasta. Karena membangun pembangkit listrik sebanyak itu, dibutuhkan dana yang sangat besar.


"Uangnya PLN dan pemerintah tidak cukup, butuh Rp 400-500 triliun untuk bangun 35.000 MW. Makanya, sebagian besar kita undang swasta, kita terpaksa undang asing, kita butuh listrik yang banyak. Sekarang kalau ada orang yang mau bangun listrik beri saja, jangan dipersulit," ujar JK.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com