Di Tangan Jonan, Penjaga Pintu Kereta Bisa Jadi Petinggi KAI Asal Berprestasi

Jakarta -Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pernah menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) periode 2009-2014. Di bawah kepemimpinan eks bankir itu, wajah dan kinerja KAI berubah.

Di internal, Jonan menata jenjang karir. Tugas diberikan dengan jelas dan detil. Tidak mampu bekerja atau mencapai target, siap-siap digeser.


Jonan dinilai tidak pandang bulu, bahkan orang dekat atau kenalannya di perusahaan juga jadi korbannya. Hal ini diceritakan oleh Corporate Secretary KAI Sugeng Priyono saat berbincang dengan detikFinance di Stasiun Juanda Jakarta, Senin (23/3/2015).


"Pak Jonan orang dekatnya saja dicopot kok. Itu tidak lazim dan memang menyakitkan, ada teman yang merasakan. Akhirnya lama-kelamaan terbiasa. Pemimpin itu harus tegas, iya atau nggak. Maju atau tidak sama sekali," papar Sugeng.


Sugeng, sebelum menjadi Corsec di KAI, mengawali karir sebagai penjaga palang pintu perlintasan kereta pada tahun 1981. Menurutnya, pengembangan karir di KAI relatif semrawut alias tidak jelas sebelum Jonan masuk memimpin perseroan.


Kedekatan dengan pimpinan dan senioritas mendominasi alur karir KAI. Pekerja berprestasi tetapi berusia muda memiliki kesempatan tipis menduduki jabatan atau posisi strategis.


"Dulu masih KKN. Kalau tidak kenal sama pimpinan tidak naik jabatan," ungkap Sugeng.Next


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com