Proses pembangunan dilakukan dengan cara mengeruk tanah gambut kemudian dilakukan pengerasan. Proses pekerjaan dilakukan dengan sangat baik. Baru berjalan 40 kilo meter (km) dari rencana awal 174 km, yang menghubungkan Palangka Raya-Sampit, proyek tersebut terpaksa harus disetop.
Penghentikan proyek jalan tersebut dilakukan, karena terjadi pergolakan politik di Jakarta yang berujung pada pergantian presiden.
"40 km sudah dibangun," kata Kepala Bappeda Kalteng Herson Aden ditemui di Kantor Bappeda, Palangka Raya, Senin (30/3/2015).
detikFinance menelusuri jalan peninggalan pemerintahan Bung Karno tersebut. Melewati Jalan Tjilik Riwut, perjalanan terasa mulus tanpa menemui gelombang. Kendaraan bisa melaju dengan cepat karena jalan terbilang luas, yakni 3 kendaraan bisa beriringgan sejajar secara sekaligus untuk 1 lajur.
Sepanjang kiri-kanan jalan terdapat berbagai kantor pemerintahan, dan pusat olahraga yang berukuran relatif luas. Jalan tersebut merupakan eks peninggalan kontraktor Rusia yang dahulu disiapkan untuk menunjang pemindahan ibu kota baru Indonesia.
"Jalannya memang sangat mulus dan jarang rusak," ujar pengemudi kendaraan yang mengantar detikFinance.
(feb/rrd)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com