Pada 28 Maret, pemerintah menaikkan harga BBm jenis premium jadi Rp 7.300/liter di luar Jawa-Madura-Bali, dan Rp 7.400/liter di Jawa-Madura-Bali. Sedangkan solar naik dari Rp 6.400/liter menjadi Rp 6.900/liter.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, diperkirakan inflasi di Maret tak terlalu tinggi. Bulan sebelumnya justru tercatat deflasi.
"Kalau kenaikan BBM, kita kemarin sudah lihat. Kira-kira inflasi di bulan Maret antara 0,27% sampai 0,3%, dan jumlah itu tidak terlalu tinggi," ujar Agus usai acara peringatan Harlah ke-69 Muslimat NU dan launching 'TOT' Layanan Keuangan Digital, serta Santunan 1000 Yatim, Dhuafa dan Lansia, di Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, Minggu (29/3/2015).
Agus menegaskan, pihaknya mendukung penuh pemerintah, yang bisa secara konsisten mengalihkan subsidi BBM ke pos produktif seperti infrastruktur.
"Dulu tidak produktif karena subsidi tidak digunakan oleh rakyat kecil yang membutuhkan, tetapi (pemerintah sekarang) dialihkan untuk fungsi-fungsi yang lebih produktif. Seperti hari ini, ada fasilitas kesehatan di RSI Jemursari, ada BPJS, ini juga karena pemerintah bisa mengalihkan uang anggaran yang tadinya dipakai subsidi BBM, dialihkan untuk kesehatan dan ini langsung bermanfaat untuk rakyat kecil," tuturnya.
Agus yakin masyarakat bisa menerima kenaikan BBM, karena dengan skema melepas harga BBM ke pasar, maka ada peluang harga BBM kembali turun mengikuti pergerakan harga minyak dunia.Next
(roi/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com