Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan, selama ini pasar BBM Selat Malaka dikuasai perusahaan minyak yang ada di Singapura. Salah satu alasannya, karena harga BBM di Singapura lebih murah dibanding di Indonesia. Agar Pertamina bisa bersaing di Selat Malaka, jualan BBM-nya harus di Singapura.
"Kita tugaskan Petral untuk menjual BBM di Selat Malaka," ujar Ahmad Bambang kepada detikFinance, Senin (16/3/2015).
Bambang mengatakan, sejak reformasi di Petral dilakukan, Pertamina memberdayakan anak usahanya ini tidak hanya sebagai perusahaan trading minyak dan gas bumi (migas), tapi juga menjadi pemasaran di luar negeri.
"Dengan BBM dijual oleh Petral yang berdomisili di Singapura, maka ada insentif pajak dan investasi yang diberikan Pemerintah Singapura. Apalagi di negara tersebut tidak dikenakan PPN, pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB), apalagi iuran BPH Migas. Sehingga harganya jauh lebih murah dan bisa bersaing di Selat Malaka," jelasnya.
Selain itu, Pertamina juga mempersiapkan bunker atau tangki penyimpanan BBM di Pulau Sambu yang berdekatan dengan Pulau Batam, dan berseberangan dengan Singapura.
"Storage di Pulau Sambu sedang dibangun, untuk tahap I kapasitasnya 340.000 KL, dan bisa diperluas juga mencapai 800.000 KL. Nantinya bunker ini akan dikelola di unit khusus di bawah Petral," katanya.
Ia menegaskan, cara ini merupakan salah satu gebrakan Pertamina, untuk meningkatkan laba di sektor hilir.
"Tugas ini sudah dilakukan Petral sejak awal Februari lalu. Daripada kita buat perusahaan baru, itu ongkosnya besar, ya mending digabung dengan yang ada saat ini yakni Petral," tutupnya.
(rrd/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com