Bursa Memerah, Saham Tiga Emiten Baru Kompak Menguat

Jakarta - Tiga emiten baru mencatatkan saham perdananya pagi ini di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hebatnya, di tengah koreksi yang melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), saham tiga emiten ini masih bisa menguat dan cetak poin.

Yuk, kita lihat sama-saham kondisi terbaru saham mereka di sini.


Victoria Investama


Saham PT Victoria Investama Tbk (VICO) pada perdagangan perdananya dibuka naik di angka Rp 150 per saham dari harga perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di harga Rp 125 per saham. Saham emiten perbankan ini sempat menyentuh level tertingginya di angka Rp 168, naik Rp 43 atau 34,4% dari harga awal.


"Kami yakin bahwa pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia sebesar 6,3% dan dukungan penuh modal pemegang saham mendorong kami untuk menjadi salah satu penyedia layanan keuangan terpadu yang terbaik di Indonesia," kata Direktur Utama perseroan Aldo Jusuf Tjahaja saat listing perdananya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (8/7/2013).


Perseroan melepas 1,2 miliar saham atau setara 16,33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan perseroan bisa meraup dana segar Rp 150 miliar. waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal 4 Juli 2013 oleh PT Ficomindo Buana Registrat sebagai biro administrasi efek dalam penawaran umum tersebut.


Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melunasi pinjaman yang diterima perseroan, melakukan setoran modal ke dalam entitas anak perseroan yaitu PT Victoria Securities Indonesia dan PT Victoria Insurance serta melaksanakan waran seri III PT Bank Victoria International Tbk yang dimiliki oleh perseroan dan untuk modal kerja antara lain membiayai kegiatan operasional perseroan.


Multipolar Technology


Sementara Saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) pada perdagangan perdananya dibuka naik menjadi Rp 610 per saham dari harga IPO Rp 480 per saham. Saham MLPT juga sempat menyentuh level tertingginya di angka Rp 700 per saham, naik Rp 240 atau 50% dari harga saham perdana.


"Ini momen yang tepat bagi kami untuk meramaikan pasar bursa Indonesia, khususnya di sektor jasa teknologi. Dengan makin luasnya pemanfaatan TI, kami optimis perseroan dapat menjadi pilihan investasi yang menjanjikan," kata Direktur Utama perseroan Harijono Suwarno saat listing di Gedung BEI, Jakarta.


Anak usaha Grup Lippo ini melepas 375 juta lembar saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh yang artinya perseroan akan mengantongi dana Rp 180 miliar dari hasil IPO tersebut.


Dana hasil penawaran perdana saham antara lain sekitar 28% digunakan untuk belanja modal pada 2013-2014, sekitar Rp 46,50 miliar untuk membayar utang kepada pemegang saham perseroan, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan biaya operasional perseroan.


Hingga 2012, perseroan telah membukukan penjualan sebesar Rp 1,33 triliun dari periode tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 1 triliun. Laba bersih perseroan naik menjadi Rp 28,50 miliar pada 2012 dari periode tahun 2011 sebesar Rp 3,41 miliar.


Bank Mestika Dharma


Saham PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD) pada perdagangan perdananya dibuka naik ke level Rp 1.420 per saham dari harga IPO sebesar Rp 1.380 per saham.


Saham Mestika ini sempat menyentuh level tertingginya di angka Rp 1460, naik Rp 80 atau 5,8% dari harga perdana sahamnya.


"Harga penawaran adalah Rp 1.380 per saham, diharapkan akan mendapatkan respon yang positif dari investor pada hari pertama perdagangan," kata Direktur Utama Bank Mestika Dharma Achmad S. Kartasasmita di Gedung BEI.


Perseroan melepas 430 juta lembar saham dengan perolehan dana Rp 593,4 miliar. Per 31 Desember 2012, jumlah funding perseroan adalah sebesar Rp 5,4 triliun dengan funding terbesar berasal dari tabungan dengan jumlah hampir mencapai Rp 3 triliun dan jumlah kredit yang diberikan (kotor) adalah sebesar Rp 5,2 triliun dengan kredit terbesar berasal dari kredit investasi sejumlah Rp 2,7 triliun.


Saat ini perseroan memiliki 10 unit kantor cabang, 44 unit kantor cabang pembantu, dan 6 unit kantor kas di Sumatera dan Jawa.


Setelah IPO, komposisi pemegang saham perseroan menjadi Sanusi Halim, Hendra Halim, Indra Halim, Zulkifli Halim, Benny Halim, dan Nursalim masing-masing sebesar 0,0084%, PT Mestika Buana Mas sebesar 89,4362%, dan masyarakat sebesar 10,5132%.


Ketiga perusahaan ini merupakan emiten ke-19 hingga ke-21 yang melantai di bursa tahun ini setelah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), PT Dyandra Media International Tbk (DYAN), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk(ANJT), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Apexindo Pratama Duta (APEX) (relisting), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Nusa Raya Cipta (NRCA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), dan PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII). Emiten ini masuk sebagai emiten ke-474 sampai ke-476 di BEI.


(ang/ang)