Harga Gas Bakal Naik 40%, Ini Tanggapan Bos PLN

Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berencana menaikan harga gas di hulu sebesar 40%. Kebijakan ini akan berdampak bagi pengguna gas bumi salah satunya PT PLN, apa tanggapan Bos PLN terkait rencana ini?

Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan kenaikan harga gas hulu sebesar 40% benar dilakukan tentunya akan berpengaruh pada biaya produksi listrik PLN.


"Pasti ada dampaknya, dampaknya pasti ke kenaikan biaya produksi listrik PLN," ujar Nur dalam pesan singkatnya, Selasa (16/7/2013).


Menurut Nur, PLN salah satu pengguna gas yang cukup besar, porsinya mencapai 22-24% dari penggunaan energi untuk membangkitkan listrik.


"Karena kita memakai gas antara 22%-24%. Karena harga gas rata-rata PLN itu US$8 dolar per mmbtu, kalau mau naikkan lagi sampai US$ 10 per mmbtu pasti biaya pokok produksi PLN pasti naik. Tapi berapa naiknya, tergantung berapa naiknya harga gas. Beluma ada kok, masih wacana," ucap Nur.


Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pengatur Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan keinginan kenaikan harga gas hulu sebesar 40%, dari semula US$ 5,8 per juta British thermal unit (Btu) menjadi US$ 8 per juta Btu.


Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini mengatakan kenaikan harga tersebut agar industri hulu migas tidak terlalu banyak mensubsidi pasar domestik.


Dengan usulan harga gas domestik sebesar US$ 8 per juta Btu, industri sebenarnya masih memperoleh subsidi sebesar 95 persen atau mencapai US$ 7 per juta Btu dari per perusahaan hulu migas. Sebab, harga rata-rata ekspor gas melalui pipa mencapai US$ 15,63 per juta Btu.


(rrd/hen)