Beberapa Gedung Perkantoran di DKI akan Dirobohkan, Ada Apa?

Jakarta - Diam-diam beberapa pemilik perkantoran di kawasan segitiga emas Jakarta atau Central Business District (CBD) berencana merobohkan bangunan miliknya. Mereka ingin menambah ketinggian bangunan agar gedung yang dikelolanya lebih ekonomis.

CEO Leads Property Hendra Hartono mengatakan rencana merobohkan gedung lama menjadi gedung baru di kawasan pusat bisnis Jakarta memang hal baru di Indonesia. Meskipun di kota-kota besar di luar negeri sudah menjadi hal yang umum.


Hendra mengilustrasikan dengan harga tanah di kawasan CBD rata-rata mencapai Rp 80-100 juta per meter, dengan hanya memiliki gedung 10 lantai, maka pemilik sebuah gedung seperti perkantoran sewa tak memperoleh pendapatan maksimal. Apalagi gedung-gedung yang akan dirobohkan itu umumnya dibangun periode akhir 1980-an dan awal 1990-an.


"Ada beberapa rencana perkantoran yang akan dirobohkan karena harga tanah di CBD sudah mahal, umumnya di kawasan segitiga emas seperti Gatot Soebroto, Sudirman," katanya kepada detikFinance, Rabu (9/10/2013)


Sayangnya Hendra tak mau mengungkap nama gedung-gedung perkantoran tersebut. Namun yang ia tahu, mulai tahun depan setidaknya maksimal 5 gedung perkantoran di kawasan CBD akan dirobohkan dan dibangun ulang lebih tinggi.


"Gedung-gedung yang akan dirobohkan itu sekarang luasan di bawah 20.000 m2-25.000 m2, pemiliknya akan menambahnya jadi 2 kali atau 3 kali lipat. Kalau dari tinggi lantai dari saat ini 10-20 lantai mau ditingkatkan menjadi 40-50 lantai," katanya.


Menurutnya perubahan ini bisa dilakukan dengan mengubah Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang ditambah. "Jadi ini karena pertimbangan ekonomis saja, tapi bukan masalah umur gedung," katanya.Next


(hen/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!