Ini Alasan Perusahaan Larang 'Koboi' Bawa Pistol

Jakarta - Pekerja di pabrik pengolahan ayam Accent Signage Systems di Minneapolis tak pernah membayangkan tempat mereka mencari nafkah telah menjadi lokasi pembunuhan. Adalah Lawrence Jones yang mengubah keadaan itu, setelah dirinya dipecat pada 2011.

Jones menembak dan menewaskan dua rekan kerjanya sementara dua orang lainnya terluka parah. Setahun sebelumnya, kasus pemecatan juga membangkitkan amarah Rocky T. Christian. Dia menembak bosnya sendiri setelah dipecat dari Build Direct Floor di Apopka, Florida.


Pada 2012 sebanyak 375 karyawan tewas karena peristiwa seperti itu. Dengan tingginya angka kekerasan dan penembakan, banyak manajer dilanda kekhawatiran. Oleh sebab itu, timbullah ide membuat kebijakan internal yang melarang karyawan membawa-bawa senjata api, termasuk menyimpannya di area parkir.


Mark Hogan, Wakil Presiden FedEx Express di Tennessee, mengatakan pelarangan itu akan membuat karyawan bisa meredakan emosi sebelum bertindak emosional dan irasional dalam merespons sesuatu di tempat kerja.


Bagi sejumlah perusahaan dengan karyawan yang besar jumlahnya, beberapa jenis pertemuan memang rentan menyebabkan timbulnya perilaku kekerasan. Misalnya rapat pendisiplinan atau rapat pemutusan hubungan kerja. Rapat semacam ini bisa terjadi setiap hari.


Jeffrey Pasek, seorang pakar undang-undang perburuhan di Philadelphia, mengatakan dirinya pernah menyaksikan sebuah rapat pemecatan yang dijaga sepasukan orang bersenjata dan pejabat perusahaan itu memakai rompi anti peluru.


“Ada lagi rapat pemecatan yang dilakukan di ruang rapat di bandar udara, supaya karyawan yang ikut rapat harus melewati pemindaian keamanan terlebih dahulu,” kata Pasek, tersenyum. Next


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!