Cerita MS Hidayat: Sri Mulyani, Jujur, dan Setia

Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat menjadi pembicara utama di acara rapat kerja nasional bidang perindustrian Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (Kadin) di Hotel Bidakara Jakarta.

Saat membuka sambutannya, sang Menteri berbagi pengalaman ketika menjadi Ketua Umum Kadin. Dengan nada datar, saat di Kadin dirinya pernah mengundang mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Saat itu menurut Hidayat, Sri Mulyani menanyakan makna tag line Kadin yang mengatakan tabah, jujur dan setia. Sri Mulyani pun mengaku seorang pengusaha adalah seorang yang tabah dalam berbisnis. Namun untuk poin kata ke-2 dan ke-3, dengan nada ledekan Sri Mulyani meragukannya.


"Biar nggak tegang. Saya flashback ke belakang saat di Kadin. Tagline Kadin. Tabah, Jujur, Setia. Saat Sri Mulyani raker di Kadin. Dia menguji saya. Apa Pak Hidayat yang bikin tag line Kadin? Saya bilang bukan. Kenapa? Kalau tabah sebagai pengusaha pasti bisa. Kalau jujur saya ragu, apalagi setia," ucap Hidayat sambil tersenyum di Menara Bidakara Jakarta, Jumat (25/10/2013).


Menurutnya hal tersebut hanya gurauan srikandi Indonesia yang sekarang bekerja di Bank Dunia itu.


"Itu hanya gurauan Sri Mulyani. Mudah-mudahan kita tetap jujur dan setia," sebutnya.


Saat berpidato di depan puluhan anggota Kadin bidang perindustrian, Hidayat menjelaskan tentang pencapaian pengelolaan industri non migas pada semester I 2013 yang tumbuh sebesar 6,58%. Menurutnya setiap tahun pertumbuhan industri non migas selalu tumbuh di atas pertumbuhan PDB nasional.


"Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi (PDB) pada periode yang sama yaitu 5,92%. Industri dasar besi dan baja tumbuh 12,98%, industri alat angkut, mesin & peralatan 9,40%, industri barang kayu & hasil hutan lainnya 8,45% serta industri pupuk, kimia dan barang dari karet 8,03%," sebutnya.


Di tempat yang sama, hadir Ketua Umum Kadin Suryo B Sulisto. Pada sambutannya Suryo menyinggung pada peningkatan nilai produk tambang melalui hilirisasi. Peningkatan ini diklaim mampu mensejahterakan rakyat melalui banyak kesempatan. Hal ini bisa membuka lapangan kerja baru, mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan meningkatkan pendapatan devisa. Meskipun untuk mengarah ke sana menghadapi berbagai tantangan.


"Industri pengolahan sumber daya alam harus berlanjut ke pembangunan industri hilir yang berakhir pada industri manufacturing sehingga barang jadi yang dihasilkan bisa diekspor," jelasnya.


(feb/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!