Hatta: Terlalu Cantik Negara Ini untuk Ditinggalkan

Jakarta - Menteri Koordinaator Perekonomian Hatta Rajasa menyebutkan jika Indonesia masih jadi tujuan investasi menarik bagi asing. Bahkan, saat ini sudah ada pergeseran wilayah investasi.

Saat ini, 60% investasi di Indonesia bukan lagi berada di wilayah Pulau Jawa melainkan di luar Pulau Jawa.


"Investasi di negara kita masih jadi tujuan menarik, terlalu cantik negara ini untuk ditinggalkan. Kalau dulu 60% investasi ada di Pulau Jawa, sekarang 60% lebih di luar Jawa," kata Hatta saat ditemui di acara Rapat Koordinasi Nasional Kadin Indonesia Bidang Investasi dan Perdagangan, di Hotel Sangri-La, Jakarta, Jumat (25/10/2013).


Hatta menyebutkan, dari tujuan investasi yang kebanyakan fokus di luar Jawa itu, struktur pendanaannya sudah mulai bergeser ke swasta.


Menurut Hatta, sumber pendanaan investasi di Indonesia berasal 19,9% dari pemerintah, 24,6% BUMN, dan 34,5% swasta, sisanya campuran.


"Artinya kekuatan investasi kita sudah bergeser ke arah swasta baik nasional maupun asing. Sumber-sumber biaya infrastruktur tidak hanya dari BUMN sebagaimana yang lalu. Kita dorong swasta, porsi semakin besar maka Indonesia akan semakin menarik bagi para investor asing," ujar dia.


Hatta menyebutkan, hingga saat ini nilai proyek investasi pembangunan proyek-proyek yang masuk dalam MP3EI terus mengalami kenaikan yang sekarang mencapai Rp 737,9 triliun yang terbagi atas Rp 143 triliun sektor riil dan Rp 155 triliun di infrastruktur.


"Update MP3EI saat ini total investasi di 2013 naik menjadi Rp 737,9 triliun yang terbagi atas Rp 143 triliun sektor riil dan Rp 155 triliun infrastruktur di 6 koridor yang menarik," kata dia.


Besaran total investasi tersebut, Hatta menyebutkan, tersebar di Pulau Jawa sebesar Rp 276,8 triliun. Sementara Rp 112,3 triliun di Sumatera, R 178,1 triliun di Kalimantan, Rp 23,6 triliun di Sulawesi, Rp 47,65 triliun di Bali, dan Rp 99,5 triliun di Papua.


"Kita masih punya momentum pertumbuhan investasi yang baik," tandasnya.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!