"Tahun 2014 kita proyeksikan NPL sebesar 2,8%-3,2%," ungkap Gubernur BI Agus Martowardojo di Hotel Le Meridien, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Ini dianggap merupakan akibat dari perlambatan ekonomi yang masih akan terus berlanjut di tahun mendatang. Perlambatan yang terjadi merupakan imbas dari faktor eksternal dan internal. Langkah BI untuk menaikan suku bunga acuan beberapa waktu lalu, merupakan bagian dari perlambatan kredit.
"Itu juga dengan kondisi tingkat bunga yang sekarang sudah lebih tinggi, membuat pertumbuhan kredit perbankan ada di kisaran seperti yang kami jelaskan tadi," jelasnya.
Ia menuturkan, sektor kredit yang perlu di dorong adalah yang memiliki orientasi ekspor. Hal tersebut seiring dengan keinginan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan yang terjadi.
"Kalau misalnya pasti perlu didorong adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung kredit bagi peningkatan upaya ekspor dan juga yang meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat dan juga kegiatan yang terkait dengan sektor manufacturing dan sektor jasa. Itu adalah area yang bisa ditingkatkan dengan baik ke depan," pungkasnya.
(mkl/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!