Batal Resmikan PLTMG di Riau, Hatta Datang ke Penandatanganan Inalum

Pekanbaru - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa batal meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Langgam, Palalawan Riau hari ini. Penyebabnya karena Hatta harus menghadiri acara penandatangan berakhirnya kontrak kerjasama di PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

"Hari ini, Pak Hatta tidak jadi berangkat ke peresmian PLTMG Langgam di Palalawan Riau karena ada penandatanganan soal Inalum siang ini di Jakarta," ungkap salah satu sumber dari Menko Perekonomian yang tidak mau disebutkan namanya kepada detikFinance, Jumat (25/10/2013).


Seharusnya Hatta dijadwalkan akan meresmikan PLTMG Langgam Palalawan pada pukul 10 pagi ini. Selain meresmikan PLTMG, Hatta dijadwalkan juga akan meninjau langsung proyek PLTMG Langgam Palalawan. Setelah itu Hatta dijadwalkan bertolak kembali ke Jakarta pada pukul 16:50 WIB.


Seperti diketahui masa akhir kontrak perusahaan Jepang yaitu Nippon Asahan Alumunium (NAA) di PT Inalum akan berakhir 31 Oktober 2013. Selanjutnya, kepemilikan 100% saham dan pengolahan PT Inalum akan jatuh ke tangan pemerintah Indonesia yang efektif 1 November 2013.


Selain menyangkut soal Inalum, ketidakhadiran Hatta ke peresmian PLTMG Langgam disebabkan karena ia harus menghadiri Rakornas Kadin Indonesia bidang perdagangan dan investasi di Hotel Shangri-La Jakarta. Hatta akan menjadi pembicara dengan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter,

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Investasi Peter F. Gontha, dan Dirjen Kerjasama Industri Internasional Agus Tjahjana.


"Pak Hatta juga akan menghadiri Rakornas Kadin bidang perdagangan dan investasi di Hotel Shangri-La Jakarta," imbuhnya.


Inalum adalah usaha patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230-240 ribu ton per tahun.


Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.


Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerja sama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!