Jurus Jitu BRI Buka Akses: Dari Pedagang Kopi Sampai Bank Kapal

Jakarta - Banyak bank lokal yang sibuk berlomba membuka cabangnya di luar negeri. Berekspansi di luar negeri tetapi melupakan akses di dalam negeri merupakan sebuah ironi perbankan nasional.

Mengapa menjadi sebuah ironi? Indonesia akan masuk ke dalam era ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat ekonomi ASEAN di 2015. Bagaimana Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam negeri harus memiliki bekal agar daya saingnya meningkat menjadi 'Pekerjaan Rumah' bagi bangsa ini.


Bank Dunia beberapa waktu lalu mengungkapkan data menarik yaitu hanya 47 persen masyarakat Indonesia yang memiliki tabungan. Sementara masyarakat Indonesia yang telah memanfaatkan pinjaman di bank hanya 17 persen.


Bank Dunia juga mencatat 50% lebih UMKM yang merupakan tulang punggung dari ekonomi Indonesia belum memiliki akses ke perbankan.


Bahkan pertemuan APEC 2013 lalu di Nusa Dua Bali, membahas sebuah agenda yang menarik. Akses ke industri perbankan!


Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad kepada detikFinance, seperti dikutip Minggu (27/10/2013) mengatakan dirinya memiliki sebuah impian. Impian tersebut adalah bagaimana membuka dan mempermudah akses masyarakat ke sektor keuangan. Termasuk pembiayaan khusus bagi sektor UMKM dengan skema mudah.


"Negara-negara yang sudah maju biasanya akses to finance sudah bagus tapi di negara berkembang belum maju, jadi perlu diatur. Ini tugas kita semua. OJK akan terus mengkaji dan mengatur lebih jauh akses ini termasuk akses sektor UMKM ke industri jasa keuangan," katanya.Next


(dru/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!