Acara ini dibuka dengan apel bersama yang diadakan pada pukul 06.00 WIB di kantor PLN Disjaya Jabodetabek, Gambir. Apel dipimpin oleh Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Djarman yang didampingi oleh jajaran direksi PLN.
Semua peserta apel sekitar 5.000 orang, tampak hadir dengan menggunakan kostum berwarna biru bertuliskan hari listrik nasional. Tidak sedikit, di antara para peserta juga memabwa keluarga untuk memperingati acara ini.
Usai apel, PLN meluncurkan Aplikasi Pengaduan dan Keluhan Terpadu (APKT), yaitu aplikasi yang mengelola informasi gangguan (penyaluran tenaga listrik) dan keluhan pelanggan serta tindak lanjut penyelesaiannya.
Selanjutnya, para peserta mengikuti jalan sehat. Ini ditandai dengan pelepasan balon ke udara yang dipandu oleh Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo. Peserta berjalan mengelilingi monas dan kembali lagi ke lokasi acara.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menuturkan sedikit soal sejarah HLN. Ketenagalistrikan di Indonesia telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, namun tonggak penetapan hari listrik nasional adalah 27 Oktober 1945 sesuai dengan dibentuknya Djawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pembentukan jawatan yang menangani listrik nasional itu sesuai dengan Penetapan Pemerintah No.1 tahun 1945 tanggal 27 Oktober 1945. Hari listrik bukan hanya milik PLN namun milik seluruh masyarakat kelistrikan Indonesia termasuk para pelanggan listrik.
"Tahun 1945 saat pengusahaan ketenagalistrikan dari pemerintah kolonial Jepang ke Indonesia. Jadi ada peristiwa heroik. PLN memperingati kejadian tersebut. Ini bukan hanya PLN tapi masyarakat ketenagalistrikan Indonesia," ujarnya.
(mkl/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
