Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank I (IKNB I) OJK Dumoly Pardede mengatakan, keseriusan tersebut dinayatakan pihak Bakrie Life secara langsung kepada OJK.
“Secara serius pemegang saham tetap komit untuk menyelesaikan kewajibannya terhadap pemegang polis. Mereka menyampaikan itu ke OJK, secara lisan ke saya,” ujar Dumoly saat bincang-bincang di ruangannya, di Kantor OJK, Jakarta, dikutip Jumat (25/10/2013).
Dia menyebutkan, Bakrie Life sudah mulai mencicil utangnya pada bulan Agustus lalu. Namun, untuk di bulan berikutnya belum ada laporan lagi.
“Agustus sudah bayar, yang Oktober belum terealisasi. Ini kan lagi konsolidasi, jadi tolonglah ini kita kan bukan orang yang tidak paham, please this talk about big money, sama dengan kita kejadiannya misalnya pas mau bayar sekolah anak, tiba-tiba harus bayar sekolah dengan jumlah besar, kita bilang ke kepala sekolah nanti dulu ya sabar, ya kira-kira begitulah,” terangnya.
Meskipun kasus ini berlaru-larut, namun pihak OJK tidak bisa menindak perusahaan ini untuk segera ditutup dengan pertimbangan
“Jangan ditutup dulu. Perwakilan pemegang polis meminta supaya pembayaran kewajiban terlebih dahulu,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini Bakrie Life sudah membayar sebagian utang kepada para nasabahnya sekitar Rp 300 miliar.
“Sekitar Rp 300 miliar yang sudah dibayar, dikurang-kurangin mungkin Rp 250 miliar sampai Rp 275 miliar atau ya sekitar Rp 300 miliar,” kata dia.
Perlu diketahui, Bakrie Life mengalami gagal bayar pada tahun 2008 sebesar Rp 360 miliar kepada nasabah Diamond Investa. Informasi terakhir, utang Bakrie Life ke nasabah tinggal Rp 270 miliar. Namun karena kesulitan likuiditas Bakrie Life belum juga bisa melunasi.
(drk/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
