Memburuknya perekonomian domestik yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga paruh pertama tahun depan menyusul pengurangan stimulus The Fed dan membengkaknya defisit transaksi berjalan membuat ekspektasi atas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah yang berdampak negatif bagi pasar saham. Kondisi ini diperkirakan bisa memicu bank sentral kembali menaikkan tingkat bunga acuannya yang saat ini berada di 7,5%. Sementara tadi malam Wall Street melanjutkan tren penguatannya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,15% dan 0,25% ditutup di 16097,33 dan 1807,23. Sejumlah data ekonomi AS yang keluar menjadi pendorong penguatan indeks saham di Wall Street. Indeks sentimen konsumen di AS November naik di atas ekspektasi mencapai 75,1 berbanding 73,1. Leading Index of Economic Indicators AS naik 0,2% Oktober lalu di atas perkiraan sebelumnya 0,1%.
Pada perdagangan hari ini pergerakan IHSG diperkirakan masih akan mencoba bergerak ke resisten di 4270 hingga 4300. Sedangkan level support ada di 4200. IHSG berpeluang menguat terbatas dipicu sejumlah isu individual emiten terutama yang bergerak di sektor infrastruktur.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!