Dahlan: Menutup Merpati Keputusan yang Terbaik

Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai kondisi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sudah sangat sulit dipulihkan. Misalnya untuk membayar gaji karyawan dan pilot saja, manajemen MNA mengalami kesulitan.

Akhirnya Dahlan berkesimpulan, pilihan terbaik adalah menutup maskapai BUMN yang memiliki utang Rp 6,5 triliun ini.


"Iyalah kondisi Merpati sulitnya bukan main. Itu (menutup) keputusan yang terbaik," kata Dahlan di Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (18/12/2013).


Namun sebelum Merpati diputuskan untuk ditutup oleh pemerintah, pihak kementerian BUMN memberi kesempatan terakhir dengan melakukan restrukturisasi utang-utang Merpati.


"Tapi kita usaha dulu. Jalan terakhirnya restrukturisasi," tambahnya.


Saat itu juga, Dahlan sempat menghubungi Direktur Utama Merpati Capt. Asep Ekanugraha. Ia menanyakan perkembangan jadwal pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membahas program restrukturisasi.


"Kang asep yang aktif ya ke menko," kata Dahlan kepada Asep.


Dahlan pada kesempatan itu menjelaskan tentang investor yang berminat menjadi mitra Merpati. Setidaknya ada 15 yang berminat menjadi mitra maskapai pelat merah ini.


"Ada 15-an yang minat KSO (Kerjasama Operasi) dengan Merpati. Mereka tetap mencari peluang bisnis karena Merpati network bagus, service maintenance bagus sehingga mereka menganggap hal itu sebagai hal mendasar diperlukan perusahaan penerbangan itu," paparnya.


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!