Dolar Sentuh Rp 12.000, Agus Marto: Ini Hanya Sementara

Jakarta -Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir berada pada kisaran Rp 12.000/US$. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai hal ini hanya berlaku sementara. Awal tahun depan rupiah diproyeksi akan kembali menguat.

"Kalau melemah itu sifatnya sementara, karena akhir tahun ini permintaan dolar banyak. Ini nanti kalau kita melewati akhir tahun akan kembali sehat," ungkap Agus di kantor pusat BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (20/12/2013).


Pelemahan rupiah pada akhir tahun disebabkan oleh kebutuhan dolar oleh beberapa perusahaan dalam negeri. Di mana perusahaan perlu untuk membayar utang dan sebagainya.


"Dolar cukup tinggi oleh korporasi-korporasi yang akan membayar dividen, pinjaman, repatriasi keuntungan itu cukup tinggi dibandingkan suplainya," ujarnya.


Terkait dengan penarikan stimulus (tappering off) oleh Bank Sentral The Fed pada bulan Januari 2014 mendatang, menurut Agus adalah sebuah kepastian untuk perekonomian Indonesia.


The Fed memastikan tappering off atau pengurangan stimulus pada bulan Januari sebesar US$ 10 miliar. Dengan demikian pasar keuangan juga langsung memberikan respon. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap positif, sementara rupiah melemah tipis.


"Ternyata dampaknya pada ekonomi global positif yang istilahnya semua kondisi diperhitungkan, sudah di price in. Malah sebetulnya pengumuman ini walaupun memberikan keputusan tappering itu dimulai dan bukan Maret tapi beritanya lebih baik dari yang diperkirakan," terangnya.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!