Kenapa Sumur Minyak RI Sepi Peminat? ESDM: Kami Nggak Tahu

Jakarta -Produksi minyak Indonesia terus menurun, cadangannya pun diperkirakan tinggal 12 tahun lagi. Agar ketahanan energi termasuk cadangan minyak di Indonesia makin bertambah, pemerintah menawarkan blok minyak dan gas ke para investor, namun sepi peminat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Edy Hermantoro mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui kenapa blok minyak dan gas bumi (Migas) yang ditawarkan banyak yang tidak diminati investor.


"Saya nggak tahu, karena itu teknikal dan keputusan mereka (investor) untuk ambil atau nggak. Walaupun itu penawaran langsung, tapi mereka tetap bisa menolak," ungkap Edy ditemui di Kantornya, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2013).


Seperti diketahui dalam lelang tahap II 2012, ada 3 wilayah kerja yang tidak diminati yaitu wilayah kerja West Asri, Masalima, dan Wanapiri. Sementara untuk lelang penawaran langsung tahap I 2013 yang wilayah kerja yang tidak diminati investor ada 10, yakni wilayah kerja Nort Madura, North Adang, South Sulawesi I, South Sulawesi II, South East Sulawesi I dan II, West Abadi, Yamdena, South Aru, dan Bird's Head.


Edy sendiri meyakini, dari wilayah kerja Migas yang ditawarkan pemerintah bukan tanpa potensi.


"Dari potensi (minyak dan gas bumi) sebetulnya sudah dimasukkan, sudah ada potensinya, nggak mungkin nggak. Tapi begitu masuk tender mereka punya hak untuk tidak ikut dan alasannya macam-macam, termasuk kepastian datanya, kepastian di dalam kerangka finance," ungkap Edy.


"Bahkan dari total pemenang lelang migas hari ini sebanyak 7 wilayah kerja, total hitungan kasar dari joint study resources-nya ada potensi 3,6 Tcf (triliun cubic feet) gas dan 560 juta barel," tambah Edy.


Sementara dari hasil pemenang lelang wilayah kerja tahap II 2012 dan tahap I 2013, para pemenang lelang lebih didominasi oleh perusahaan baru, tidak ada nama-nama seperti Pertamina, Exxon, Chevron, Total E&P dan lainnya.


Para pemenang wilayah kerja yang baru saja diumumkan dimenangkan oleh perusahaan seperti PT Tansri Madjid Energi, PT Equator Energy, PT Golden Heaven Jaya, Golden Code Commercial Ltd, Innovare Gas, Husky Energy.


"Sebetulnya di Migas jangan dilihat perusahaan baru, yang penting orangnya, orangnya yang sudah lama, sudah banyak pengalaman, kayak Unocal. Orang-orangnya kuasai wilayah itu secara teknikal, dia kembali ke negaranya meyakinkan investor di negaranya terus balik lagi (ke Indonesia), itu kayak Vico, Black Gold, kita amati juga amati orang yang pernah di sini, dia balik pasti bawa investor, jadi dia balik pasti bawa investor, jadi jangan dilihat perusahaan barunya," tegasnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!