Sofjan Wanandi: Naikkan Saja Harga BBM Subsidi Rp 1.000/Liter

Jakarta -Impor minyak yang tinggi membuat neraca transaksi berjalan mengalami defisit, akhirnya dolar menguat hingga Rp 12.000. Kalangan pengusaha mengusulkan harga BBM subsidi naik lagi Rp 1.000/liter menjadi Rp 7.500/liter.

"Naikkan saja itu BBM bersubsidi itu sebesar Rp 1.000/liter, selesai defisit transaksi berjalan kita," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di Gedung Permata, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2013).


Kondisi BBM subsidi dengan harga saat ini tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat. Sementara BBM subsidi yang dikonsumsi sebagian besar harus diimpor. Sebab produksi minyak dalam negeri yang tidak mencukupi kebutuhan.


"Harga BBM dinaikkan itukan langsung membuat impor minyak itu turun. Kemudian defisit neraca kita juga nggak akan terjadi lagi," jelasnya.


Akan tetapi, Sofjan menilai langkah tersebut tidak berani dilakukan oleh pemerintah. Apalagi mengingat akan memasuki tahun 2014 yang merupakan tahun politik. Sehingga kebijakan seperti ini tidak mungkin dikeluarkan.


"Sekarang mana mau pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi lagi, karena itu kan kebijakan tidak populis," ujar Sofjan.


Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Oktober 2013 lalu, Indonesia melakukan impor 2,24 juta ton minyak dengan nilai US$ 2,14 miliar atau Rp 21,4 triliun. Dari jumlah itu, impor bensin jenis premium mencapai 1,04 juta ton, senilai US$ 1,06 miliar atau Rp 10 triliun.


Dari total impor minyak tersebut, impor bahan bakar pesawat mencapai 1.856 ton dengan nilai US$ 2,66 juta. Kemudian bahan bakar diesel mencapai 775 ribu ton dengan nilai US$ 685,3 juta, serta impor hasil minyak lainnya sebanyak 424 ribu ton dengan nilai US$ 390,8 juta.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!