"Masalah dalam negeri adalah ketidakpastian Pemilu. Pemerintah sudah tidak banyak diharapkan lagi di bidang ekonomi. Rupiah Rp 12.000/US$ itu siapa yang ngurusin. Karena semua konsentrasi itu lebih banyak bicara politik," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi dalam proyeksi Ekonomi 2014, di Gedung Permata, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/12/2013)
Menurutnya, masalah ini tidak terjadi pada kalangan pemerintah, juga terjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah dan DPR dianggap lebih banyak menyelesaikan persoalan politik dibandingkan dengan ekonomi.
"Sekarang yang dipikirkan itu bagaimana negara ini dikuasai dulu. Kalau itu baru pikirkan lagi ekonomi. Kan nggak bisa kayak gitu," sebutnya.
Menurut Sofjan masih ada 10 bulan sebelum masa pemerintahan dan anggota dewan berakhir. Jika sibuk dengan urusan politik, ia khawatir kalau tiba-tiba terjadi gejolak ekonomi yang besar melanda Indonesia.
"Ini akan merupakan satu masalah. Karena masih ada 10 bulan. Kita tidak bisa melihat ekonomi kita di dalam. Dan persaingan ekonomi dengan negara lain juga bagaimana," ujarnya.
Sofjan menilai ada pengaruh dari ketidapastian ekonomi global. Meskipun sudah ada perbaikan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga pondasi ekonomi yang kuat di dalam negeri harus terjadi.
"Kemana perginya kita punya rupiah, karena ketidakpastian global," pungkasnya.
(mkl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
