Produsen Besi dan Baja RI di Ujung Tanduk?

Jakarta -Industri besi dan baja saat ini bagaikan telur di ujung tanduk. Pasalnya, salah satu industri terpenting di Tanah Air ini mengalami tekanan dari berbagai sisi sehingga kinerja perusahaan produsen baja diperkirakan masih memburuk.

Co-Chairman Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISA) Ismail Mandry mengungkapkan sejak awal 2013 sampai sekarang, industri baja dan besi dihantui nilai tukar rupiah yang makin jeblok terhadap dolar AS.


“Jika dolar melambung maka kita sulit tumbuh. Untuk diketahui bahan baku baja dan besi itu 70-80% impor. Sedangkan daya beli dalam negeri itu terbatas sehingga kita tidak bisa menaikkan harga begitu saja,” ungkapnya saat dihubungi, Minggu (2/2/2014).


Ditambah lagi saat ini, sambung Ismail pemerintah segera memberlakukan kenaikan tarif listrik untuk industri golongan I-3 khusus perusahaan terbuka dan I-4 mulai Mei-Desember 2014.


“Belum kita recovery dari masalah rupiah kini dihadapkan kembali dengan kenaikan listrik,” jelasnya.


Kenaikan tarif listrik ini, menurut Ismail sebenarnya tidak ada masalah jika memang kenaikannya sesuai. Tidak serta merta 64% secara bertahap dari Mei 2014 sampai Desember 2014.


“Kenaikan tarif listrik setidaknya dilakukan bertahap hingga 3 tahun ke depan,” ungkapnya.Next


(dru/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!