Akhirnya, RI Impor 50.000 Ton Beras dari Vietnam

Jakarta -Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk segera mengimpor beras di 2014. Wacana impor beras memang sempat mencuat, namun pemerintah beberapa waktu lalu belum tegas mengumumkannya.

Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan dalam waktu dekat 50.000 ton beras impor asal Vietnam akan masuk ke Indonesia.


"Tahap pertama sekitar 50.000 ton. Insya Allah Juli-Agustus ini akan datang. Dari Vietnam. Saya katakan tadi pemerintah sudah menugaskan jumlah tertentu tetapi jumlah itu akan kita masukan secara bertahap sesuai kebutuhan," ungkap Sutarto saat berdiskusi dengan media di Kantor Pusat Perum Bulog, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (21/07/2014).


Sutarto menjelaskan penugasan Bulog untuk mengimpor beras sudah direkomendasikan oleh pemerintah. Salah satu sebabnya adalah karena musibah puso atau gagal panen yang menyebabkan penyerapan beras Bulog dari dalam negeri terhambat.


"Jadi kita memang sikapi dengan adanya puso di awal tahun lalu karena banjir yang mencapai 116.000 hektar atau sekitar 300.000 ton beras hilang. Kemudian walaupun bencana El Nino (gelombang panas) saat ini melemah, rekomendasi larang tanam padi kepada petani tentu sudah beredar. Dilihat dari gejala-gejala yang sebelum pernah terjadi, Bulog disuruh impor karena harga ditakutkan naik," tuturnya.


Secara statistik, stok beras yang diharapkan pemerintah sebesar 2 juta ton. Sejak bulan Mei 2014, stok Bulog mencapai 1,9 juta ton. Kondisi ini jauh berbeda bila dibandingkan tahun 2012 dan 2013 dimana posisi stok sudah di atas 2 juta ton.


Dengan berpatokan pada stok beras yang ada saat ini dan angka ramalan (Aram) produksi beras oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar minus 1,98%, maka cara yang harus dilakukan adalah dengan mengimpor beras.


"Kita tidak impor sekaligus dengan jumlah besar karena kami memperhitungkan yang stok yang kami serap di dalam. Aram minus 1,98% cukup serius posisinya dan mirip tahun 2011 lalu yang minus 1%. Saat itu harga sangat tidak stabil. Tentunya tahun ini nambahnya harus impor," cetusnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!