Bank Dunia Sebut Banyak Pekerjaan Menanti Pemerintahan Baru

Jakarta -Indonesia saat ini menghadapi pilihan-pilihan kebijakan yang sulit. Perbaikan kebijakan subsidi, pembangunan infrastruktur, dan banyak lagi pekerjaan rumah yang sudah menanti pemerintahan baru.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves mengatakan, Indonesia kini merupakan negara nomor 10 terbesar dunia dalam paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) yang disesuaikan. Namun, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi belakangan ini meningkat.


"Dengan perlambatan pertumbuhan penerimaan dan peningkatan belanja subsidi energi, ini akan semakin membatasi pengeluaran yang penting untuk pembangunan seperti infrastruktur, jaminan sosial, dan kesehatan," kata Chaves di Jakarta, Senin (21/7/2014).


Menurutnya, para penentu kebijakan perlu mengambil pilihan-pilihan yang sulit terkait reformasi kebijakan yang memang dibutuhkan. Ini untuk mendorong tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan dan membalikkan perlambatan laju pengentasan kemiskinan.


"Warga negara Indonesia telah memberikan suaranya pada 9 Juli. Hasil resmi pemilu akan diumumkan 22 Juli besok. Setelah itu Indonesia menanti pelantikan presiden baru pada bulan Oktober," kata Chaves.


Dia menjelaskan, pemerintah yang baru akan menghadapi lingkungan global yang terus berubah seiring dengan meredanya faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi selama dekade lalu yaitu kenaikan harga komoditas dan rendahnya biaya pendanaan global.


Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2%. "Tanpa disertai tambahan langkah-langkah kebijakan dan pertumbuhan produktivitas, maka risiko-risiko penurunan yang lebih struktural akan semakin meningkat," tutur Chaves.


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!