Mendag Lutfi Sebut Impor Pesawat Terbang Seperti 'Kacang Goreng'

Jakarta -Pemerintah Indonesia memperkuat hubungan dagang dengan Rusia saat perundingan G20 dilakukan di Sydney, Australia pekan lalu.

Salah satu butir kesepakatan adalah Rusia meminta produknya seperti gandum dan pesawat merek Sukhoi bisa dipasarkan secara bebas di Indonesia. Selama ini Indonesia mengimpor dalam jumlah banyak hingga ratusan unit pesawat terbang per tahun bak 'kacang goreng'.


"Kalau Rusia kan begini, Rusia ini kan sedang mencari market-market baru produk mereka. Apa sih yang mau mereka jual? pertama adalah gandum sama pesawat dari Sukhoi-nya," ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Rabu (23/07/2014).


Hal ini disambut baik pemerintah. Pasalnya kebutuhan pesawat di dalam negeri cukup tinggi. Apalagi pemerintah sedang giat-giatnya membangun banyak bandara.


"Saya bilang kita kan mau beli pesawat banyak bikin airport dimana-mana di Jember saja punya airport mestinya Tegal dan Brebes juga harus punya airport karena kita susah perginya ke sana karena lihat bawang merah. Nah itu mudah-mudahan beli pesawat yang banyak," imbuhnya.


Hal ini sekaligus mengurangi ketergantungan impor pesawat Indonesia dari dua pabrikan pesawat terbang yaitu Boeing dan Airbus. Sehingga diharapkan dengan pola perdagangan seperti ini maka harga pesawat yang didapat bisa jauh lebih kompetitif.


"Kita kan bukan hanya mau dipasok Boeing dan Airbus tetapi kita ingin banyak pasokan lain supaya harganya kompetitif. Mereka mau datang dan mau jualan itu. Intinya supaya kita mendapatkan suplai yang lebih baik daripada Boeing dan Airbus. Kita itu sekali beli pesawat 200-250 pesawat kayak beli kacang," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!