Baru Beroperasi 1,5 Bulan, Pengganti Petral Sudah Bisa Hemat Jutaan Dolar

Jakarta -Sejak 1 Januari 2015, PT Pertamina (Persero) menugaskan seluruh pengadaan impor dan ekspor minyak mentah dan BBM tidak lagi dilakukan oleh PT Pertamina Energy Trading (Pertral), tetap dialihkan ke Integrated Supply Chain (ISC).

"Sejak 1 Januari 2015 kita ditugaskan, kita bergerak cepat, mengkaji seluruh kontrak, termasuk konfirmasi korespondensi dalam penyediaan jenis crude/produk dari suplier. Pada 22 Januari kita undang 62 suplier, sampai akhirnya membuka penawaran 2,3 juta barel dari produsen, pemilik kilang, sampai pembelian 140.000 barel produk BBM," ungkap Vice President ISC, Daniel Purba, pada jumpa pers, di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).


Daniel mengatakan, sejak ISC resmi beroperasi menggantikan petral, banyak terobosan dilakukan dalam pengadaan minyak dan BBM, baik melakukan tender, tunjuk langsung, sampai joint venture.


"Kita melakukan pemotongan mata rantai pasokan, tidak lagi melalui perantara, tapi langsung ke market. ISC juga melakukan pembelian crude (minyak mentah) langsung ke produsen," katanya.


Bahkan ISC banyak melakukan gebrakan, sehingga banyak penghematan yang didapat, salah satunya meningkatkan fleksibilitas dan utilisasi armada Pertamina. Daniel mencontohkan, dengan pengadaan impor LPG berbasis FOB (free on board), yang menggunakan kapal VLGC Pertamina.


"Dengan pembelian kapal sendiri itu, kita sudah bisa menghemat US$ 2,3 juta per kapal," ungkap Daniel.


Tidak hanya itu, dengan pemangkasan mata rantai pengadaan impor BBM dan minyak mentah tanpa perantara, dan menawarkan langsung ke pasar minyak, Pertamina dapat bisa menghemat US$ 120 juta per tahun.Next


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com