Putra Habibie Ungkap Alasan Daya Saing RI Kalah dari Malaysia dan Singapura

Jakarta -Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Riset dan Teknologi Ilham Habibie menyebut, Indonesia masih sangat ketinggalan dalam hal inovasi. Padahal, inovasi sangat penting untuk meningkatkan daya saing negara.

Putra sulung presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie ini menuturkan, dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura saja, Indonesia masih ketinggalan daya saingnya. Bila tak ada langkah strategis untuk meningkatkan daya saing, maka Indonesia akan semakin ketinggalan.


"Mengapa kita perlu inovasi, karena kita perlu memperbaiki daya saing kita. Menurut World Economic Forum, kita masih kalah dari Singapura dan Malaysia, juga dalam ease of doing business (kemudahan dalam berbisnis)," tutur Ilham di acara Konferensi Pers Let's Innovate, Indonesia di Energy Building, Jakarta, Selasa (17/2/2015).


‎Ilham mengatakan, salah satu aspek yang menunjukkan Indonesia ketinggalan adalah investasi masyarakat dalam berinovasi dan melakukan penelitian dan pengembangan/litbang (Research and Development/R and D) yang masih sangat minim. Menurutnya, untuk negara berkembang seperti Indonesia setidaknya harus berinvestasi 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk R and D.


Ilham menyebut, Tiongkok‎ berinvestasi 1,4% dari PDB untuk melakukan R and D. Sementara negara maju di Eropa seperti Jerman atau Inggris mengeluarkan 2% dari PDB.


"Kita masih punya penyakit yaitu pelit dalam R and D. Indonesia cuma 0,07%. Ini buruk, harus kita perbaiki. Itu sangat kurang perhatian, kurang kesadaran. Ini pengeluaran semuanya, termasuk swasta," tegasnya.


Dalam kesempatan itu juga, Ilham bekerja sama dengan perusahaan konsultan inovasi asal Jerman yaitu Hyve Jerman untuk mengakselereasi daya saing Indonesia melalui perbaikan inovasi. Next


(zul/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com