"PGN itu sahamnya banyak dimiliki swasta, dan swastanya asing sehingga dikendalikan asing. Lebih baik di-buyback saja," tegasnya saat acara diskusi publik bertema 'Tata Kelola Migas untuk Rakyat' di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/3/2015).
Kardaya menjelaskan, gas bumi merupakan salah satu sumber energi strategis Indonesia. Penggunaan gas bumi harus diperluas, agar Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Kardaya, tujuan PGN sebagai penyalur gas bumi bisa saja berubah menjadi hanya mencari untung jika terlalu menggunakan pendekatan korporat. Semestinya kepentingan nasional, yaitu ketahanan energi, menjadi prioritas utama.
"Kalau gas diserahkan ke swasta, mereka hanya cari untung saja. Kalau menurut saya perlu dipertimbangkan buyback. Kalau perlu 100%," katanya.
Menurut catatan detikFinance, saat ini saham publik di PGN mencapai 43%. Dari jumlah itu, sebanyak 82% dikuasai oleh investor asing.
Harga saham PGN pada penutupan perdagangan Jumat (6/3/2015) berada di posisi Rp 5.350 atau naik 75 poin.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
