Krisis Gas di Medan, Industri Pakai Cangkang Sawit

Jakarta - Krisis gas bumi yang terjadi di Medan, Sumatera Utara sejak 5 tahun lalu membuat industri-industri di wilayah tersebut kena imbasnya. Mereka memutar otak dengan mencari alternatif energi selain gas.

Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Safiun mengatakan akibat pasokan gas ke industri yang tidak mencukupi untuk produksi membuat beberapa industri di Medan terpaksa menggunakan cangkang sawit sebagai penganti gas bumi.


"Ya beberapa industri di Medan terpaksa menggunakan cangkang sawit sebagai pengganti bahan bakar untuk produksi," kata Safiun ketika dihubungi detikFinance, Minggu (24/2/2013).


Menurut Safiun, tidak banyak industri yang bisa beralih dari gas bumi ke cangkang sawit karena membutuhkan investasi cukup besar. "Tapi tidak banyak industri yang pakai cangkang, karena investasi lagi, investasi peralatan dan biayanya cukup besar," ujar Safiun.


Sementara kata Safiun, bagi industri yang tidak bisa investasi cangkang sawit, terpaksa hanya berharap hari pasokan gas bumi yang kurang dan tidak pernah pasti.


"Akibatnya, produksi industri-industri di Medan terus turun. Saya minta pemerintah segera menyelesaikan masalah ini," tandasnya.


Sebelumnya, tidak hanya industri, PT PLN pun mengalami kekurangan pasokan gas di PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) di Belawan Medan akibat pasokan gas dari Lapangan Glagah Kambuna terhenti karena habis.


Akibatnya PLN harus rogoh kocek lebih banyak untuk mengoperasikan PLTGU Belawan dengan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai 2,8 juta liter per hari atau RP 25,5 miliar per hari.


Apalagi saat ini krisis gas di Medan diperparah dengan menurunnya pasokan gas bumi dari PT PGN ke 20.000 pelanggannya di Medan akibat pasokan gas dari lapangan Pertiwi Nusantara Resources akan habis.


Sehingga pasokan yang yang disalurkan PGN sempat turun dari 12 mmscfd pada akhir 2012 lalu menjadi 7 mmscfd. Sementara kebutuhan sekitar 20.000 pelanggan PGN di Medan mencapai 25 mmscfd.


(rrd/hen)