Salah satu nasabah dari Bakrie Life, Yoseph mengatakan tanah seluas 77 hektar tersebut tak cukup untuk membayar dana nasabah yang jumlahnya mencapai Rp 420 miliar. Menurut Yoseph dana tersebut mencakup produk Diamond Investa milik PT Asuransi Jiwa Bakrie yang mencapai Rp 270 miliar, dan asuransi perseorangan yang mencapai Rp 150 miliar.
"Saya rasa dengan tanah segitu, nggak cukup. Dari hasil survey Pak Gazali (salah satu nasabah dari Purwakarta) itu nggak cukup," kata Yoseph kepada detikFinance, Minggu (3/3/2013).
Dikatakan Yoseph, para nasabah mengharapkan kasus ini segera selesai dan dana nasabah kembali diberikan secara utuh. Karena menurutnya, para nasabah sudah lelah menunggu sejak bulan Oktober tahun 2008 lalu.
"Kita kasih batas waktu sampai Juni tahun 2013 ini, pokoknya Juni harus sudah selesai," tegasnya.
Lebih lanjut Yoseph menambahkan, mekanise pembayaran yang diinginkan para nasabah pun harus dalam satu tahap. Dia menolak pengembalian dana nasabah dilakukan dengan cara dicicil.
"Kita nggak mau bayarnya pake dicicil lagi, dan cari investor yang bayarnya cuma pakai cash, cash only," ujar Yoseph dengan lantang.
Jika tak segera terselesaikan, bukan tidak mungkin para nasabah ini akan melakukan demo yang telah dilakukan berulang kali, beberapa waktu lalu di Bundaran HI, Gedung DPR RI, bahkan mengadu ke PResiden SBY di Istana Presiden RI.
"Kita akan demo lagi, secepatnya, terutama kita ingin menemui Komisi XI, agar kasus ini cepat selesai," pungkasnya.
Seperti diberitakan, kasus gagal bayar produk Diamond Investa milik PT Asuransi Jiwa Bakrie sudah berlangsung sejak akhir 2008 hingga kini perusahaan milik keluarga Bakrie tersebut belum melunasi dana para nasabahnya. Bakrie Life baru melunasi dana pokok nasabah kurang lebih hanya 15%, total utang Bakrie Life tercatat Rp 360 miliar.
(zul/dru)
