Banjir Bawang Putih Impor, Gita Wirjawan: Kita Tambah Produksi atau Tak Makan Bawang

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengakui Indonesia masih ketergantungan impor bawang putih terutama dari China sehingga harga komoditi ini mudah bergejolak. Gita hanya memberikan dua opsi pilihan untuk menyelesaikan masalah harga dan ketergantungan impor bawang putih.

"Kita harus menambah produksi nasional kalau nggak kita jangan banyak makan bawang putih," kata Gita di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Rabu (27/2/2013).


Menurut Gita, memang opsi mengurangi atau tak mengkonsumsi bawang putih sangat tak bijak. "Kalau nggak kita jangan banyak makan bawang putih tetapi itu tidak terlalu bijaksana," imbuhnya.


Menurutnya, hal penting yang harus dibenahi adalah perbaikan sistem agar terjadi produktivitas yang tinggi terhadap bawang putih lokal. Salah satu yang harus dilakukan adalah penggunaan teknologi tepat guna dan penambahan areal lahan.


"Yang harus kita lakukan adalah peningkatan produksi nasional kita. Kita butuh lahan dan teknologi tetapi yang jauh lebih penting itu lahan," cetusnya.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2012, Indonesia mengimpor 415.000 ton bawang putih dari beberapa negara dengan nilai US$ 242,3 juta atau senilai Rp 2,3 triliun bawang putih.


Mayoritas bawang putih impor datang dari China yaitu sebanyak 410.100 ton dengan nilai US$ 239,4 juta atau Rp 2,27 triliun untuk periode Januari hingga Desember 2012.


Tercatat kegiatan impor bawang putih dari China ini berjalan sepanjang tahun, sementara ada beberapa negara lain yang memasukkan bawang putih ke dalam negeri seperti India, Malaysia, Pakistan, dan Thailand, tetapi impornya tidak terjadi setiap bulan dan tak signifikan.


Impor bawang putih dari India, total sepanjang tahun 2012 sebanyak 3.424 ton dengan nilai US$ 1,7 juta, impor dari Malaysia sebanyak 1.124 ton dengan nilai US$ 1,1 juta, bawang putih dari Pakistan sebanyak 203 ton dengan nilai US$ 81,2 ribu, dan Thailand sebesar 58 ton dengan nilai US$ 37 ribu.


Sebagai pembanding, berdasarkan data BPS pada tahun 2011 terdapat 411.300 ton bawang putih asal negeri tirai bambu dengan nilai US$ 267,7 juta. Dari data tersebut menunjukkan secara volume dan nilai impor bawang putih dari China mengalami sedikit penurunan yang tak signifikan.


(wij/hen)