Pengusaha: Buruh Masak Demo Terus, Kerjanya Apa?

Jakarta - Memasuki awal tahun hingga akhir Februari 2013, aksi buruh turun ke jalan masih terus terjadi. Kalangan pengusaha mempertanyakan aksi para buruh tersebut karena lebih banyak demo daripada bekerja.

"Masak demo terus, kerjanya apa? Buruh itu ada dua, yang satu buruh yang mau bekerja, satu lagi buruh aktivis. Buruh aktivis itu yang turun ke jalan," kata Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani usai bertemu Menteri Perindustrian MS Hidayat di Kantor Kementerian Perindustrian, Jl Gatot Soebroto, Kamis (28/2/2013).


Franky mengatakan, seharusnya para buruh bisa produktif pada jam kerja saat ini. Selain itu, para buruh aktivis ini tidak mengajak rekan-rekannya yang mau bekerja untuk turun ke jalan.


"Seharusnya mereka memperjuangkan supaya yang bekerja bisa bekerja," katanya.


Dikatakan Franky, demo-demo buruh yang terjadi ini ditengarai lebih bermuatan politik. Ia enggan menyebutkan mengenai hal-hal yang dinilai berbau politis tersebut. "Pasti ujung-ujungnya nggak cukup hanya sekedar aktivis, harusnya kita lihat ada unsur politiknya disitu," katanya.


Aksi buruh yang demo terus menerus dipastikan akan mengganggu para pengusaha. Masalah terburuk seperti relokasi dan PHK tak bisa dihindari. "Dampaknya akan seperti sekarang kita lihat, ada yang tutup, ada yang pindah ada yang mengurangi karyawannya," pungkas Franky.


Siang ini, ratusan buruh mulai bergerak dari Bundaran HI menuju Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Para buruh berjalan kaki dan menyebabkan seluruh ruas jalan di Jl MH Thamrin tidak bisa dilewati.


Para pengguna jalan terpaksa harus menggunakan jalur bus TransJ untuk bisa melewati kerumunan para buruh. Akibat digunakan untuk kendaraan pribadi, lalu lintas bus TransJ menjadi tersendat, Kamis (28/2/2013).


Para buruh mengenakan kaos warna biru tua dengan ikat kepala warna merah. Mereka mengacungkan spanduk dan poster yang menyatakan penolakan terhadap kebijakan upah minimum.


(zul/hen)