Penjualan Mobil Laris Manis, Astra Raup Laba Rp 19 Triliun

Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih 19,4 triliun di 2012, laba ini naik tipis 9% dari perolehan laba di 2011 sebesar Rp 17,8 triliun. Laba per saham pun terkerek ke Rp 480 per saham.

Pendapatan bersih Astra di 2012 mencapai Rp 188,1 triliun, meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 162,6 triliun.


“Kinerja Grup Astra yang baik ini terutama didukung oleh tingginya penjualan mobil, yang membuat Astra kembali mencatat rekor baru laba bersih dan nilai bersih aset per saham," kata Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam siaran pers, Kamis (28/2/2013).


Ia menambahkan, turunnya permintaan di sektor alat berat, gara-gara melemahnya harga batubara serta CPO, telah mempengaruhi tingkat keuntungan perseroan.


"Prospek bisnis kami tetap baik, walaupun kondisi saat ini masih dipengaruhi oleh ketidakstabilan harga batubara dan CPO serta dampak dari peraturan uang muka minimum pada pembiayaan otomotif syariah,” ujarnya.


Kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, serta Teknologi Informasi dengan rincian sebagai berikut:


Kontribusi laba bersih Divisi Otomotif tahun 2012 meningkat 15% menjadi Rp 9,5 triliun, terdiri dari Rp 4,9 triliun yang berasal dari perseroan dan anak-anak perusahaan, serta kontribusi dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif sebesar Rp 4,6 triliun.


PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun, meningkat 5%. Peningkatan pendapatan sebesar 12% terutama untuk pasar pabrikan (OEM) dan suku cadang pengganti, tergerus sebagian oleh meningkatnya biaya bahan baku dan tenaga kerja yang tidak dapat dibebankan seluruhnya kepada pelanggan.


Kontribusi laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 12% menjadi Rp 3,7 triliun. Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari Federal International Finance (FIF), Astra Credit Companies (ACC), dan Toyota Astra Financial Services (TAFS) tumbuh 2% menjadi Rp 50,3 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse. Total pembiayaan alat berat melalui PT Surya Artha Nusantara Finance dan PT Komatsu Astra Finance turun 2% menjadi Rp 7,1 triliun.


PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun, meningkat 18%, didukung oleh pertumbuhan dari pendapatan bunga bersih dan fee-based income, meskipun terdapat kenaikan biaya operasional.


Kontribusi laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan menurun 2% menjadi Rp 3,5 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 2% menjadi Rp 5,8 triliun, meski pendapatan bersih meningkat 2%. Pendapatan bersih segmen usaha mesin konstruksi turun 19%, dikarenakan turunnya penjualan alat berat Komatsu sebesar 27% menjadi 6.202 unit.


Hal ini terjadi akibat menurunnya permintaan dari sektor tambang karena merosotnya harga batu bara dan meningkatnya kompetisi yang disebabkan oleh kelebihan produksi alat berat dari China yang dialihkan ke pasar Indonesia. Meskipun demikian, dampak penurunan penjualan alat berat dapat dikurangi oleh tingginya pertumbuhan pendapatan dari penjualan suku cadang dan layanan purna jual.


Divisi Agribisnis memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 1,9 triliun, sama dibandingkan tahun 2011. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun.


Walaupun harga rata-rata CPO mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 7.322/kg atau turun 3%, produksi minyak sawit meningkat 16% menjadi 1,5 juta ton, yang menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar 7% menjadi Rp 11,6 triliun. Namun laba bersih masih sama dengan tahun sebelumnya disebabkan oleh tingginya biaya produksi dan biaya operasional.


Kontribusi laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik tumbuh 13% menjadi Rp 683 miliar, dikarenakan adanya keuntungan tambahan tahun lalu yang berasal dari pembalikan penyisihan pajak penghasilan, yang bila dikecualikan maka laba bersih tahun 2012 naik sebesar 35%.


Kontribusi laba bersih Divisi Teknologi Informasi naik 22% menjadi Rp 132 miliar. PT Astra Graphia Tbk (ASGR), sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan agen tunggal Fuji Xerox di Indonesia, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, mencatat laba bersih sebesar Rp 171 miliar, naik 23%.


Selama 2011 Astra Graphia melakukan kerjasama dengan Monitise Asia Pacific untuk melayani mobile banking, serta layanan pembayaran dan perdagangan di Indonesia. Kerjasama ini mulai beroperasi ditahun 2013.


(ang/hen)