Alasan Sky Aviation Tetap Setia Bersama Sukhoi SSJ-100

Jakarta - Satu unit Pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ-100) berpenumpang 87 orang hari ini resmi diperkenalkan dan bergabung dengan maskapai Sky Aviation. Pesawat Sukhoi SSJ-100 ini, akan datang secara bertahap dengan kapasitas 87 dan 98 penumpang hingga mencapai 12 unit di 2015.

Sky Aviation mempunyai alasan tersendiri menggunakan dan membeli pesawat yang pertama kali digunakan oleh maskapai di Asia Tenggara ini. Padahal pertama kali didatangkan, Sky Aviation memiliki kisah tak menyenangkan dengan Sukhoi SSJ-100. Pesawat tersebut mengalami bencana ketika joy flight.


Direktur Utama Sky Aviation, Krisman Tarigan menjelaskan banyak keunggulan yang dimiliki oleh pesawat jet penumpang komersial ini. Hal ini, menurutnya semakin membuat Sky Aviation jatuh hati terhadap pesawat yang dibandrol seharga US$ 23 juta hingga US$ 25 juta tersebut.


"Alasan kami pilih pesawat ini, pertama alasan ekonomis. Pesawat sangat hemat bahan bakar karena bahan bakar merupakan komposisi biaya tertinggi. Kapasitas penumpang tidak besar 100 penumpang. Sehingga kami mudah capai load faktor 100%. Pesawat ini bisa mendarat di landasan pendek (di bawah 1.800 meter)," tutur Krisman di saat peresmian Sukhoi SSJ-100 di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, Kamis (28/2/2013).


Selain itu, di dalam badan pesawat, ukuran cabin cukup luas sehingga membuat para penumpang leluasa bergerak. "Cabin overhead (bagasi) sangat besar mudahkan penumpang letakkan barang," tambahnya.


Pesawat yang berkapasitas 87 dan 98 penumpang ini, secara konsumsi bahan bakar lebih irit hingga 60% dari pesawat sejenis seperti Boeing seri 737.


"Pilot kami bilang pesawat ini canggih, syarat dengan teknologi tinggi, dan kokpit pesawat nyaman. Pilot kami, juga menyebut pemakaian bahan bakar irit 60 persen dari jet yang sekarang," cetusnya.


Setelah diperkenalkan, pesawat ini akan ditempatkan di Makassar sebagai home base. Pesawat ini akan ditujukan untuk melayani rute Makassar-Sorong, Sorong-Jayapura, Makassar-Luwu, Makassar Balikpapan dan Makassar-Denpasar.


(feb/dru)