Korban Tewas Runtuhan Tambang Jadi 5 Orang, Bos Freeport Terbang ke Papua

Jakarta - Jumlah korban jiwa dalam peristiwa runtuhnya terowongan bawah tanah di tambang PT Freeport Indonesia di Papua bertambah menjadi 5 orang.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto hari ini langsung mengunjungi lokasi insiden dan memantau tim penyelamat yang sudah bekerja selama 2 hari.


"Para anggota tim penyelamat telah bekerja tanpa henti selama dua hari dan mereka terus berusaha untuk mengevakuasi para karyawan kami yang masih terperangkap secepatnya," kata Rozik dalam keterangannya yang dikutip Kamis (16/5/2013).


Semalam, Freeport menerbangkan empat orang psikolog yang ahli di bidang untuk memberikan penanganan trauma untuk memberikan konseling. Mereka telah berkomunikasi dengan para keluarga korban dan para karyawan lainnya yang membutuhkan pendampingan dan dukungan dalam menghadapi situasi ini.


Tim penyelamat mengevakuasi satu tambahan korban yang meninggal pada pukul 02.50 WIT pagi ini. Korban diidentifikasi sebagai Rooy Kailuhu. Sebelumnya, nama 4 orang yang tewas adalah Ateus Marandof, Selpianus Edowai, Yapinus Tabuni, dan Aan Nugraha.


Seperti diketahui, runtuhan terjadi pada pintu masuk tambang bawah tanah Big Gossan milik Freeport Selasa (14/5/2013) pukul 07.30 WIT.


Saat ini para karyawan yang masih belum diketahui nasibnya mencapai 23 orang. Sebanyak 11 orang berhasil diselamatkan dan 5 orang tewas dalam kejadian itu,


Freeport saat ini masih menghentikan kegiatan operasional sementara di area pertambangan di hari kedua sebagai tanda belasungkawa dan simpati terhadap mereka yang meninggal dunia. Penghentian kerja ini sifatnya sementara selama masa penyelamatan dan pemulihan berlangsung.


Perusahaan tambang asal AS ini juga menunda proses negosiasi dengan Pengurus Unit Kerja - Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK-FSP KEP SPSI) terkait Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-2015 karena alasan yang sama.


Pihak Freeport menyatakan, runtuhnya sebagian terowongan Big Gossan terjadi di area yang tidak memiliki dampak material langsung terhadap kegiatan operasional pertambangan.


(dnl/hen)