Gita Wirjawan: Jangan Sampai 20 Tahun Lagi Kita Masih Beli HP China

Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku prihatin dengan maraknya barang-barang impor yang masuk di Indonesia. Padahal barang-barang tersebut bisa diproduksi di dalam negeri.

Dia mencontohkan telepon selular atau HP impor yang sangat digandrungi dan tinggi permintaannya di dalam negeri.


"Beberapa hari yang lalu saya ke Roxy menemukan banyak HP selundupan. Labelnya tidak menggunakan bahasa Indonesia, nomor manufakturnya belum terdaftar tapi berjejeran dan yang beli juga antre. Satu HP yang dibeli dari luar negeri bisa diproduksi dari Jakarta,Banten. Itu hilangnya kesempatan kerja di Banten dan Jakarta," tutur Gita saat berpidato di acara Barisan Indonesia (Barindo) soal 'Potensi dan prospek usaha kecil dan menengah di Indonesia'.


Acara ini dilakukan di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/5/2013).


Dikatakan Gita, Indonesia saat ini harus serius memberdayakan industri hilir yang lebih memiliki nilai tambah. Tak boleh lagi bahan-bahan baku mentah diekspor Indonesia dan menguntungkan negara lain.


"Bauksit dikirim ke Australia menjadi alumina nilainya bertambah 7-10 kali lipat. Aluminanya dikirim ke Jepang menjadi aluminium, nilainya bertambah menjadi 10 kali lipat. Lalu panci-pancinya dikirim ke Tanah Abang dan kita beli. Kita harus melakukan hilirisasi. Ini jangan terbatas dalam wacana saja. Pemerintah harus tegas dan cerdas mengambil langkah konkret agar pengusaha juga bisa menyambut." ungkapnya.


Pria lulusan Universitas Harvard ini mengatakan, jangan sampai 20 tahun lagi Indonesia tetap akan terus menjadi pasar bagi barang-barang impor, sementara para pelaku industri di dalam negeri tidak bisa menikmati apa-apa dan kalah bersaing dengan barang impor.


"Jangan sampai 20 tahun dari sekarang kita masih beli HP yang dibuat di Shanghai. Kita juga harus konsisten tapi aspirasi sih boleh-boleh saja, tapi apa nih langkah-langkah konkret yang bisa membantu Bapak-bapak sekalian menjadi pengusaha ulung. Akan banyak yang bisa menjadi anggota komunitas yang sejahtera," kata Gita.


(dnl/dnl)