Tak Diajak Studi JSS, Ini Tanggapan Perusahaan Tomy Winata

Jakarta - Pihak pemrakarsa Jembatan Selat Sunda (JSS)/Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda (KSISS), Artha Graha Network tak diajak bergabung dalam studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) oleh pemerintah.

Padahal pemrakarsa sudah melakukan pra FS sebagai studi awal proyek tersebut. Apa tanggapan pihak Artha Graha?


Direktur Artha Graha Network Wisnu Tjandra kembali menegaskan, pihaknya selaku pemrakarsa tak tahu menahu soal keputusan pemerintah soal FS JSS.


"Seperti sudah kami sampaikan beberapa waktu lalu, bahwa kami tidak mengetahui sama sekali rencana kelanjutan proyek JSS, termsuk juga tidak mengetahui siapa yang dipercaya pemerintah untuk melanjutkan proyek JSS," kata Wisnu kepada detikFinance, Jumat (17/5/2013)


Ia menuturkan, Artha Graha sudah sejak lama tak melakukan komunikasi atau diundang oleh pemerintah terkait proyek besar tersebut. "Karena sejak sekitar akhir Maret 2012 lalu, kami tidak pernah lagi diundang membahas kelanjutan JSS," katanya.


Meski demikian, pihaknya akan tetap patuh, apapun keputusan pemerintah soal kelanjutan proyek JSS termasuk persiapan studi dan basic design JSS.


"Melandasi hal tersebut, kami tetap akan patuh, tunduk dan loyal pada keputusan resmi Pemerintah. Karena dalam konteks proyek bangsa membangun JSS, kami ibaratnya adalah seorang 'anak' yang patuh, tunduk dan selalu loyal kepada amanat dan perintah. Lembaga Kepresidenan kami umpamakan sebagai 'orang tua' dan Kementerian yang tergabung Dewan Pengarah KSISS JSS sebagai 'kakak-kakak'," kata Wisnu.


Artha Graha Network yang dimiliki oleh pengusaha Tomy Winata membentuk konsorsium dengan Pemda Banten dan Lampung di bawah bendera PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) belum mengetahui mengenai apa rencana Pemerintah mengenai kelanjutan Projek tersebut. Pemrakarsa juga tidak mengetahui pihak mana yang dipercaya atau dipilih Pemerintah untuk melanjutkan Proyek KSISS/JSS.


(hen/dnl)