RI Tidak Mau Disalahkan Atas Perubahan Iklim Dunia

Jakarta - Indonesia tidak mau disalahkan atas terjadinya perubahan iklim dan kualitas udara buruk yang ada di dunia saat ini. Perubahan iklim disebabkan emisi karbon yang besar dan berdampak pada menipisnya lapisan ozon.

"Ozon kita telah terkontaminasi oleh emisi karbon. Mayoritas adalah karena industrialisasi yang berlangsung selama 200 tahun. Indonesia sendiri masih pontang panting dengan industri, jadi siapa yang harus bertanggung jawab," cetus Gita saat memberikan kuliah umum di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Sabtu (18/5/2013).


Bagi Gita, penting untuk menyelesaikan permasalahan perubahan iklim ini di tingkat global. Agar tuduhan negara lain atas Indonesia sebagai penyebab perubahan iklim dapat diselesaikan.


"Ini harus diangkat dalam pertemuan internasional, dan ini harus dengan pembicaraan yang diterima pihak berkepentingan. Saya tidak sungkan menyuarakan kepentingan kita. Kita tidak mau apakah itu seperti Chavez (mantan pemimpin Venezuela), namun jelas ini untuk melihat kepentingan kita," katanya.


Tudingan sebagai penyebab perubahan iklim timbul, karena penolakan produk sawit Indonesia di negara-negara maju karena dianggap sebagai produk yang tak ramah lingkungan. Negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa menuduh produk sawit hanya bisa menyerap karbon di bawah 20% sehingga dicap tidak ramah lingkungan. Indonesia sebagai salah satu produsen sawit terbesar dunia mempunyai kepentingan atas tuduhan ini.


"Kita punya kekayaan geografik, kita punya potensi luar biasa untuk konsumsi di dalam negeri. Ini yang menyelamatkan kita dari krisis Eropa dan Amerika. Kita bisa bertumbuh ekonomi hingga di atas 6%," tandasnya.


(wij/dnl)