Dolar Tembus Rp 10.000, Ini Tanggapan Bos BCA

Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Dolar AS terus menembus Rp 10.000. Bagaimana pendapatan Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja terkait hal ini?

Menurut Jahja, penguatan dolar AS yang menembus Rp 10.000 cukup masuk akal, mengingat kondisi ekonomi dunia yang memang sedang tidak stabil.


"Dolar Australia saja dari US$ 1,5 ke US$ 0,9. Nah kalau mata uang yang kuat saja sampai segitu apalagi rupiah. Saya kira ya ini masuk akal lah," kata Jahja saat acara buka puasa bersama di Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (15/7/2013).


Jahja mengatakan, kondisi tersebut dipicu dengan keadaan ekonomi dunia yang belum juga pulih. Hal itu dibarengi dengan menurunnya harga komoditas dunia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batubara yang menjadi andalan Indonesia.


"Saya kira impor itu, ini konsumennya terlalu banyak nih, jadi bahan impor kita makin lama makin banyak, ekspor kita makin berkurang. CPO dari US$ 1.200 per ton turun jadi US$ 770 per ton, batubara juga turun. Jadi emang pasokan dolar juga lagi berkurang, tapi mudah-mudahan situasi ini sih kita bisa kendalikanlah ya," ujar Jahja.


(dnl/dnl)